Analisis Rasio Laporan Keuangan : Pengerian, Fungsi, Jenis-Jenis dan Manfaat - Pendidikan Manajemen

Latest

Sunday, March 22, 2020

Analisis Rasio Laporan Keuangan : Pengerian, Fungsi, Jenis-Jenis dan Manfaat


A. Analisis Laporan Keuangan
Menurut Harvarindo (2010), rasio adalah satu angka yang dibandingkan dengan angka lain sebagai suatu hubungan. Jonathan Golin (2001) berpendapat bahwa rasio adalah suatu angka digambarkan dalam suatu pola yang dibandingkan dengan pola lainnya serta dinyatakan dalam persentase, sedangkan keuangan adalah sesuatu yang berhubungan dengan akuntansi seperti pengelolaan keuangan dan laporan keuangan. Jadi rasio keuangan adalah indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya (James Carter Van Horne dikutip dari Kasmir (2008).

Setelah mengetahui pengertian rasio keuangan, analisis merupakan suatu usaha dalam mengamati secara detail pada suatu hal atau benda dengan cara menguraikan komponen-komponen pembentuknya atau menyusun komponen tersebut untuk dikaji lebih lanjut. Analisis juga dapat disebut sebagai proses untuk memecahkan sesuatu ke dalam bagian-bagian yang lebih dalam dan menyatu satu dengan yang lainnya.

Jadi, analisis rasio keuangan adalah proses pengamatan indeks yang berhubungan dengan akuntansi pada laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas dengan tujuan untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan. Analisis ini digunakan untuk  memberikan gambaran informasi mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mengambil keputusan bisnis.


B. Fungsi Analisis Rasio Keuangan
Fungsi umum analisis rasio keuangan adalah bermanfaat untuk manajemen dan investor seperti yang telah disebutkan di atas. Tentu saja fungsi tersebut tidak sesederhana itu. Berikut penjelasannya.
1. Berguna bagi seseorang / perusahaan yang ingin melakukan investasi pada saham.
2. Memberikan kredit kepada suatu perusahaan.
3. Menentukan tingkat kesehatan perusahaan supplier.
4. Menentukan tingkat kesehatan perusahaan customer / pelanggan.
5. Menentukan tingkat kesehatan perusahaan ditinjau dari segi karyawannya.
6. Menentukan besarnya pajak yang dibebankan perusahaan kepada pemerintah atau menentukan tingkat keuntungan yang wajar suatu industri.
7. Menentukan tingkat perkembangan perusahaan untuk kepentingan evaluasi.
8. Menentukan tingkat kekuatan keuangan pesaing/ kompetitor (positioning).
9. Menentukan besarnya tingkat kerusakan yang dihadapi perusahaan.


C. Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Untuk lebih mengerti fungsi dari analisis rasio keuangan perusahaan, Anda akan diperkenalkan jenis-jenis rasio keuangan. Budi Raharjo dalam buku Keuangan Dan Akuntansi (2007) mengelompokkan rasio keuangan perusahaan menjadi lima, yaitu:

1. Rasio Likuiditas atau Liquidity Ratio
Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek suatu perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap utang lancarnya. Dalam rasio likuiditas, analisis dapat dilakukan dengan menggunakan rasio sebagai berikut:

a. Rasio Lancar atau Current Ratio 
Rasio ini membandingkan aktiva lancar dengan hutang lancar. Current ratio memberikan informasi tentang kemampuan aktiva lancar untuk menutup hutang lancar. Akiva lancar meliputi kas piutang dagang, persediaan, dan aktiva lainnya, sedangkan hutang lancar meliputi hutang dagang, hutamg wesel, hutang bank, hutang gaji, dan hutang lainnya yang segera harus di bayar (Sutrisno, 2001:147).

Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio lancar 1:1 atau 100% berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua utang lancar. Jadi dikatakan sehat jika rasionya berada di atas 1 atau diatas 100%. Artinya aktiva lancar harus jauh di atas jumlah utang lancar (Harahap, 2002)

b. Rasio Cepat atau Quick Ratio/Acid Test Ratio
Merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan. 
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi utang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik. Angka rasio ini tidak harus 100% atau 1:1. Walaupun rasionya tidak mencapai 100% tapi mendekati 100% juga sudah dikatakan sehat (Harahap, 2002).

c. Cash Ratio 
Membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Kas yang dimaksud adalah uang perusahaan yang disimpan di kantor dan di bank dalam bentuk rekening koran. Sedangkan harta setara kas (near cash) adalah harta lancar yang dengan mudah dan cepat dapat diuangkan kembali, dapat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi negara yang menjadi domisili perusahaan bersangkutan. 
Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas + setara kas dibandingkan dengan total aktiva lancar. Semakin besar rasionya semakin baik. Sama seperti Quick Ratio, tidak harus mencapai 100% (Harahap, 2002:302).

2. Rasio Aktivitas atau Activity Ratio
Rasio ini melihat pada beberapa asset kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam padaaktiva-aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif. Beberapa rasio aktivitas yang digunakan adalah:

a. Perputaran Piutang
Rasio ini mengukur berapa kali, secara rata-rata piutang yang dikumpulkan dalam satu tahun. Rasio ini mengukur kualitas piutang dan efisiensi perusahaan dalam pengumpulan piutang dan kebijakan kreditnya. Rasio ini biasanya digunakan dalam hubungan dengan analisis terhadap modal kerja, karena memberi ukuran seberapa cepat piutang perusahaan berputar menjadi kas. Angka jumlah hari piutang, menggambarkan lamanya suat u piutang bisa ditagih (jangka waktu pelunasan). Semakin lama jangka waktu pelunasannya,semakin besar pula resiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang (Prastowo dan Juliaty, 2003:82). 
Rasio ini mengukur efektivitas peng elolaan piutang. Semakin tinggi tingkat perputarannya semakin efektif pengelolaan piutangnya (Sutrisno, 2001:252).

b. Perputaran Persediaan
Seperti halnya perputaran piutang, rasio ini juga menggambarkan likuiditas perusahaan, yaitu dengan cara mengukurefisiensi perusahaan dalam mengelola dan menjual persediaan yang dimiliki oleh perusahaan.

Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin tingginya persediaan berputar dalam satu tahun. Hal ini menandakan efektivitas manajemen persediaaan. Sebaliknya, jika perputaran persediaan rendah menunjukkan pengendalian atas persediaan kurang efektif (Hanafi dan Halim, 2000:80). Rumus perhitungannya adalah:
Rasio ini mengukur efektivitas pengelolaan persediaan. Semakin tinggi tingkat perputarannya semakin efektif pengelolaan persediaanya (Sutrisno, 2001:251).

c. Perputaran Aktiva Tetap 
Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Rasio ini memperlihatkan sejauh mana efektivitas perusahaan menggunakan aktiva tetapnya. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif proporsi aktiva tetap tersebut. Pada beberapa industri seperti industri yang mempunyai proporsi aktiva tetap yang tinggi, rasio ini cukup penting diperhatikan. Sedangkan pada beberapa industri yang lain seperti industri jasa yang mempunyai proporsi aktiva tetap yang kecil, rasio ini barangkali tidak begitu penting untuk diperhatikan (Hanafi dan Halim, 2000:81). Perputaran aktiva tetap dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan aktiva tetap dalam mendapatkan penghasilan. Semakin tinggi tingkat perputarannya semakin efektif penggunaan aktiva tetapnya (Sutrisno, 2001:253)

d. Perputaran Total Aktiva
Rasio yang terakhir untuk komponen rasio aktivitas adalah rasio perputaran total aktiva. Sama seperti halnya rasio perputaran aktiva tetap, rasio ini menghitung efektivitas penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi biasanya menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah harus membuat manajemen mengevaluasi strategi, pemasarannya, dan pengeluaran investasi atau modalnya (Hanafi dan Halim, 2000:81). Rasio perputaran total aktiva menggunakan rumus:
Rasio ini merupakan ukuran efektivitas pemanfaatan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Semakin tinggi tingkat perputarannya semakin efektif perusahaan memanfaatkan aktivanya (Sutrisno, 2001:253)

3. Rasio Solvabilitas atau Solvability Ratio
Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi segala kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi. perusahaan yang mempunyai aktiva/ kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya disebut perusahaan yang solvable, sedangkan yang tidak di sebut insolvable. Perusahaan yang solvabel belum tentu likuid, demikian juga sebaliknya yang insovable belum tentu ilikuid. macam-macam rasio keuangan yang berkaitan dengan solvabilitas yang bisa digunakan adalah : 

a. Rasio Utang terhadap Aktiva atau Total Debt to Total Asset Ratio 
Rasio ini mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. 
Rasio ini menunjukkan sejauh mana utang dapat ditutupi oleh aktiva. Semakin kecil rasionya semakin aman (solvable). Porsi utang terhadap aktiva harus lebih kecil (Harahap, 2002:304).

b. Rasio Utang terhadap Ekuitas atau Total Debt to Equity Ratio 
Menunjukkan hubungan antara jumlah utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan yang berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan kreditur dengan pemilik perusahaan. Bagi perusahaan,  besarnya utang tidak boleh melebihi modal sendiri agar beban tetapnya tidak terlalu tinggi. Semakin kecil porsi utang terhadap modal, semakin aman.
semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding dengan hutangnya.

4. Rasio Profitabilitas dan Rentabilitas atau Profitability Ratio
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menggunakan laba. Analisis ini dapat dilakukan dengan menggunakan rasio sebagai berikut:

a. Profit Margin 
Rasio ini menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa dilihat langsung pada analisis common size untuk laporan rugi laba (baris paling akhir). Rasio ini bisa diinteprasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efesiensi) di perusahaan pada periode tertentu (Hanafi dan Halim, 2000:84)
Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase mendapatkan bersih dan diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio semakin baik, karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi (Harahap, 2002:304)

b. Margin Laba Kotor atau Gross Profit Margin 
Gross profit margin merupakan perbandingan antara laba kotor yang diperoleh perusahaan dengan tingkat penjualan yang di capai pada periode yang sama. Rasio ini mencerminkan atau menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai setiap penjualan. Semakin besar rasionya berarti semakin baik kondisi keuangan perusahaan (Munawir, 2009:89)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perushaan menghasilkan laba yang akan menutupi biaya-biaya tetap atau biaya operasi lainnya. Dengan pengetahuan atas rasio ini dapat megontrol pengeluaran untuk biaya tetap atau biaya operasi sehingga perusahaan dapat meninmati laba. semakin besar rasionya semakin baik (Harahap, 2002:306).

c. Net Profit Margin
Net Profit Margin atau Margin Laba Bersih digunakan untuk mengukur rupiah laba bersih yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah penjualan dan mengukur seluruh efisien, baik produksi, administrasi, pemasaran, pendanaan, penentuan harga maupun manajemen pajak. Semakin tinggi rasionya menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.

Tetapi jika rasionya rendah menunjukkan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut (Prastowo dan Juliaty, 2003:91). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus: 
Rasio ini mengukur jumlah rupiah laba bersih yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah penjualan. Semakin tinggi rasionya semakin baik, karena menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.

d. Return On Investment (ROI)
Return On Investment merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba bersih setelah pajak atau EAT (Sutrisno, 2001:255). Rasio ini dihitung dengan rumus: 
Rasio ini mengukur jumlah rupiah laba bersih (setelah pajak) yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah investasi yang dikeluarkan. semakin besar rasionya semakin baik (Sutrisno, 2001:255)

e. Rentabilitas Ekonomis atau Return On Assets (ROA) 
Rasio ini disebut juga rentabilitas ekonomis, merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba yang dihasilkan adalah laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Sutrisno, 2001:254).Rasio ini dihitung dengan rumus:
Rasio ini mengukur tingkat keuntungan (EBIT) dari aktiva yang digunakan. Semakin besar rasionya semakin baik (Sutrisno, 2001:254)


5. Rasio Investasi atau Investment Ratio
Rasio investasi merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan kembalian atau imbalan kepada para pemberi dana, khususnya investor yang ada di pasar modal dalam jangka waktu tertentu. Rasio tersebut memiliki nilai manfaat bagi para investor sesuai fungsi laporan keuangan bagi investor untuk menilai kinerja sekuritas saham di pasar modal.

Untuk dapat melakukan analisis rasio, Anda harus memiliki laporan keuangan yang jelas yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas yang bisa dengan mudah. Oleh karena itu, Anda bisa menggunakan bantuan software akuntansi yang dapat memudahkan proses hitung-menghitung. Salah satu software akuntansi yang bisa Anda gunakan yaitu Jurnal.

Jurnal dapat membantu Anda memiliki berbagai laporan keuangan dengan hasil yang akurat dan cepat. Selain itu, Jurnal juga menyediakan laporan dengan bentuk grafik yang memudahkan Anda menganalisis keuangan bisnis dalam waktu yang singkat. Dapatkan semua informasi berharga tentang Jurnal di sini, dan mulailah membuat analisis rasio keuangan perusahaan Anda sekarang juga.

D. Manfaat Analisis Rasio Keuangan
Rasio keuangan merupakan angka-angka dan ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan; dan merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
  1. Memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu.
  2. Memberikan gambaran kepada investor dan kreditor tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya. Dengan membandingkan rasio keuangan antara perusahaan dan antar industri, investor dapat lebih menentukan investasi terbaik.
  3. Dapat menentukan efisiensi kinerja dari manajer perusahaan yang diwujudkan dalam catatan keuangan dan laporan keuangan untuk mengevaluasi kemana perusahaan dapat memperbaiki diri. Misalnya, jika perusahaan memiliki margin kotor yang rendah, manajer dapat mengevaluasi bagaimana meningkatkan margin kotor mereka.
  4. Memungkinkan manajer keuangan untuk meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur pada saat mencari tambahan dana.
  5. Dapat digunakan untuk membuat keputusan, pertimbangan dan prediksi berdasarkan tren tentang pencapaian perusahaan dan prospek pada masa datang.
  6. Menstandarkan ukuran penilaian perusahaan sehingga memudahkan dalam mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
  7. Mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan perusahaan di bidang keuangan
  8. Membantu dalam pengawasan perusahaan
  9. Melihat perkembangan usaha perusahaan selama beberapa waktu.
  10. Mengevaluasi strategi untuk peningkatan profit di periode selanjutnya
  11. Mengevaluasi laporan keuangan

No comments:

Post a Comment